tengaga perang indonesia
indonesia adalah the best
Jumat, 2008 Agustus 29
indonesia harus jadikan militer AS jadi patokan
“Kalau perang, kita harus tentukan atau harus ada patokan. Yaitu, tentara asing yang paling kuat dan itu bukan Australia, apalagi Malaysia,” tegasnya, Jumat malam.
Karena itu, ia membenarkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan, alat utama sistem persenjataan atau Alutsista kita harus cocok dengan kondisi geografi Indonesia.
Hermawan yang akrab dipanggil Kikiek itu juga mendukung pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kondisi geografis Indonesia yang mengharuskan rancangan sistem persenjataan tidak konvensional.
“Masalahnya, apakah Departemen Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar (Mabes) TNI menangkap pesan itu sepenuhnya. Jika tidak, TNI akan banyak melakukan pemborosan dan persiapan TNI hanya untuk perang konvensional,” ujarnya.Ketika berpidato pada pembukaan Pameran ‘Research and Technology’ dan Puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-13 di Istana Negara, Jumat siang (8/8), Presiden meminta para peneliti dan inovator bisa mengembangkan sistem persenjataan sesuai dengan karakter alam Nusantara menghadapi kemungkinan perang atau pertempuran di kemudian hari.
Hitungan jam
“Iya, patokannya itu Amerika Serikat. Kalau lawan mereka, pertempuran udara Indonesia kalah dalam itungan jam. Pertempuran laut juga kalah dalam itungan hari. Tinggal darat (bisa jadi andalan),” katanya memprediksi.
Dia menegaskan, senjata serbu TNI harusnya terdiri dari jenis yang ‘tahan banting’ seperti AK-47 atau G-3.
“Untuk sementara, bisa juga dikembangkan FNC/SS-nya Pindad, bukan senjata-senjata ‘manja’ seperti M16. Begitu juga dengan Alutsista TNI Angkatan Udara (AU) dan TNI Angkatan Laut (AL),” katanya.Secara umum, lanjutnya, kedua matra itu (AU dan AL) juga harus menopang konsep pertahanan tersebut, sehingga Alutsista-nya tidak mubazir.
“Yang terakhir, konsep ini harus mewujud dalam gelar dan bangun pasukan di perbatasan supaya negara lain segan,” tegas Hermawan Sulistyo.(Sumber)
beberapa kapal penyerang indonesia
KRI Imam Bonjol - 383, ular-ular perang terlihat jelas
Persenjataan :
- Rudal Permukaan-ke-Udara SA-N-5 Grail : 2 peluncur Fasta 4M 4 laras (total 8 pucuk rudal).
Jangkauan maksimum 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 1,15 kg,
berkemampuan anti pesawat udara, helikopter,
berpemandu infra merah. - Meriam AK-725 57 mm/80 : 1 pucuk laras ganda, kecepatan tembakan 120 rpm,
berjangkauan maksimum 6 km (3,2 mil laut) dengan berat amunisi 2,8 kg,
dengan pemandu tembakan Muff Cob,
anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
(bukan AK-257 seperti yang tertulis di Angkasa maupun Commando) - Meriam AK-230 30 mm: 1 pucuk laras ganda, kecepatan tembakan 500 rpm,
dengan jangkauan maksimum 5 km (2,7 mil laut) dengan berat amunisi 0,54 kg,
anti kapal (terbatas), pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal. - Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.
(menggantikan torpedo SET-40UE 400 mm) - Roket Anti Kapal Selam RBU-6000 : 2 pucuk laras dua belas (total 24 roket),
berjarak maksimum 6 km, berhulu ledak 31 kg.
- Persenjataan :
- Dalam waktu dekat akan dipersenjatai dengan rudal
permukaan-ke-permukaan C 802 buatan RRC yang berjangkauan maksimal sekitar 130 km.
Tiap kapal rencananya akan mengusung 2 pucuk rudal. - Meriam Bofors SAK 57 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 200 rpm,
berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut) dengan berat amunisi 2,4 kg,
anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
berpemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2. - Meriam Bofors SAK 40 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 300 rpm,
dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg,
anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal. - Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm,
dengan jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg,
anti pesawat udara, helikopter.
korvet kri diponegoro
- Persenjataan :
- Rudal Permukaan-ke-Permukaan Aerospatiale MM-40 Blok 2 Exocet : 8 pucuk (2 x 4).
Jangkauan maksimum 70 km (40 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg,
berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer. - Rudal Permukaan-ke-Udara Mistral : 2 peluncur Tetral empat laras (total 8 pucuk rudal).
Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 3 kg,
berkemampuan anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
berpemandu infra merah. - Meriam OTO-Melara 3 inci (76 mm)/62 Super Rapid : 1 pucuk, kecepatan tembakan 120 rpm, berat amunisi 6 kg,
dengan jangkauan maksimum 16 km (8,7 mil laut) untuk target di permukaan,
dan 12 km (6,6 mil laut) untuk target di udara, berkemampuan anti kapal,
anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
Tembakan dipandu secara otomatis oleh pemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2. - Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) GIAT 15A / 15B 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 740-800 rpm,
dengan jangkauan maksimum 10 km / jangkauan efektif 2 km, dengan berat amunisi 0,1 kg,
anti pesawat udara, helikopter. - Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.
Kapal Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani
- Persenjataan :
- Rudal Permukaan-ke-Permukaan McDonnell Douglas RGM-84 Harpoon : 8 pucuk (2 x 4).
Jangkauan maksimum 130 km (70 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 227 kg,
berpemandu active radar homing. - Rudal Permukaan-ke-Udara Mistral : 2 peluncur Matra Simbad laras ganda (total 4 pucuk rudal).
Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 3 kg,
berkemampuan anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
berpemandu infra merah. - Meriam OTO-Melara 3 inci (76 mm)/62 Compact : 1 pucuk, kecepatan tembakan 85 rpm, berat amunisi 6 kg,
dengan jangkauan maksimum 16 km (8,7 mil laut) untuk target di permukaan,
dan 12 km (6,6 mil laut) untuk target di udara, berkemampuan anti kapal,
anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
Tembakan dipandu secara otomatis oleh pemandu tembakan Signaal M 45. - Senapan Mesin 12,7 mm: 2 pucuk.
- Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.
- Aviasi :
- 1 helikopter Westland Wasp HAS 1 atau NBO-105
untuk tugas anti kapal selam (AKS/ASW) atau identifikasi sasaran balik cakrawala (over-the-horizon targeting (OTHT))
KAPAL PERANG INDONESIA di atas hanya beberapa inilah daftar lengkapnya
Frigates
[edit] Khristina Tiyahahu (Tribal) Class (FF)- decommissioned
- 331 KRI Martha Kristina Tiyahahu (ex-HMS Zulu (F124))
- 332 KRI Wilhelmus Zakarias Yohanes (ex-HMS Gurkha (F122))
- 333 KRI Hasanuddiin (ex-HMS Tartar (F133))
[edit] Samadikun (Claud Jones) class (FF)- decommisioned
- 342 KRI Martadinata (ex-USS Charles Berry, DE-1035)
[edit] Ahmad Yani (Van Speijk) class (FFGHM)
- 351 KRI Ahmad Yani (ex-HNLMS Tjerk Hiddes, F804)
- 352 KRI Slamet Riyadi (ex-HNLMS Van Speijk, F802)
- 353 KRI Yos Sudarso (ex-HNLMS Van Galen, F803)
- 354 KRI Oswald Siahaan (ex-HNLMS Van Nes, F805)
- 355 KRI Halim Perdanakususma (ex-HNLMS Evertsen, F815)
- 356 KRI Karel Satsuitubun(ex-HNLMS Isaac Sweers, F814)
[edit] Ki Hajar Dewantara class (FFGH/FFT)
- 364 KRI Ki Hajar Dewantara (training)
[edit] Corvettes
[edit] Fatahillah class (FFG/FFGH)
- 361 KRI Fatahillah
- 362 KRI Malahayati
- 363 KRI Nala
[edit] Sigma class (FFG/FFGH)
- 365 KRI Diponegoro[2]
- 366 KRI Hasanuddin
- 367 KRI Sultan Iskandar Muda (to be commissioned September 2008)
- 368 KRI Frans Kaisiepo (to be commissioned March 2009)
[edit] Parchim class (Parchim I) class (Project 133.1) (FS)
- 371 KRI Kapitan Pattimura (ex-231, GDR ship Prenzlau)
- 372 KRI Untung Suropati (ex-233, GDR ship Ribnitz)
- 373 KRI Nuku(ex-224, GDR ship Waren)
- 374 KRI Lambung Mangkurat (ex-214, GDR ship Angermünde)
- 375 KRI Cut Nya Dhien (ex-221, GDR ship Lübz)
- 376 KRI Sultan Taha Syaifudin (ex-222, GDR ship Bad Doberan)
- 377 KRI Sutanto (ex-241, GDR ship Wismar)
- 378 KRI Sutedi Senoputra (ex-242, GDR ship Parchim)
- 379 KRI Wiratno (ex-243, GDR ship Perleberg)
- 380 KRI Memet Sastrawiria (ex-244, GDR ship Bützow)
- 381 KRI Tjiptadi (ex-213, GDR ship Bergen)
- 382 KRI Hasan Basri (ex-223, GDR ship Güstrow)
- 383 KRI Imam Bonjol (ex-234, GDR ship Teterow)
- 384 KRI Pati Unus (ex-232, GDR ship Ludwiglust)
- 385 KRI Teuku Umar (ex-212, GDR ship Grevesmühlen)
- 386 KRI Silas Papare (ex-211, GDR ship Gadebusch)
[edit] Submarines
[edit] Cakra (Type 209/1300) class
- 401 KRI Cakra
- 402 KRI Nanggala
[edit] Patrol Craft
[edit] Mandau (Pae Ku, PSMM 5) Class (PTFG)
- 621 KRI Mandau
- 622 KRI Rencong
- 623 KRI Badik
- 624 KRI Keris
[edit] Andau (FPB 57) class (NAV I and II) (PBO)
- 650 KRI Andau
- 651 KRI Singa
- 652 KRI Tongkak
- 653 KRI Ajak
[edit] Pandrong (FPB 57) class (NAV V) (PBO)
- 801 KRI Pandrong
- 802 KRI Sura
- 803 KRI Todak
- 804 KRI Hiu
- 805 KRI Layang
- 806 KRI Lemadang (ex-KRI Dorang)
[edit] KAL-36 patrol craft (PB)
- 807 KRI Boa
- 808 KRI Welang
- 809 KRI Suluh Pari
- 810 KRI Katon
- 815 KRI Sanca
- 816 KRI Warakas
- 817 KRI Panana
- 818 KRI Kalakae
- 819 KRI Tedong Naga
- 867 KRI Kobra
- 868 KRI Anakonda
- 869 KRI Patola
- 870 KRI Taliwangsa
[edit] Kakap (FPB 57) class (NAV III and IV) (PBOH)
- 811 KRI Kakap
- 812 KRI Kerapu
- 813 KRI Tongkol
- 814 KRI Barakuda (ex-KRI Bervang)
[edit] Patrol craft (PC-40)
- 820 KRI Viper
- 821 KRI Piton
- 822 KRI Weling
[edit] Sibarau (Attack) class (PB)
- 847 KRI Sibarau (ex-HMAS Bandolier (P 95))
- 848 KRI Siliman (ex-HMAS Archer (P 86))
- 857 KRI Sigalu (ex-HMAS Barricade (P 98))
- 858 KRI Silea (ex-HMAS Acute (P 81))
- 859 KRI Siribua (ex-HMAS Bombard (P 99))
- 863 KRI Sikuda (ex-HMAS Attack (P 90))
- 864 KRI Sigurot (ex-HMAS Assail (P 89))
[edit] Patrol craft (PB)
- 866 KRI Cucut (ex-RSS Jupiter)
[edit] Minesweepers
[edit] T-43 (Project 244) class (MSO)
- 701 KRI Pulau Rani
[edit] Pulau Rengat (Tripartite) class (MHSC)
- 711 KRI Pulau Rengat
- 712 KRI Pulau Rupat
[edit] Kondor II (Type 89.2) class (MSC)
- 721 KRI Pulau Rote (ex-811, GDR ship Wolgast) (also used for Survey Hydro)
- 722 KRI Pulau Raas (ex-353, GDR ship Hettstedt)
- 723 KRI Pulau Romang (ex-325, GDR ship Pritzwalk)(also used for Survey Hydro-Oceanography)
- 724 KRI Pulau Rimau (ex-332, GDR ship Bitterfeld)
- 725 KRI Pulau Rondo (ex-335, GDR ship Zerbst)
- 726 KRI Pulau Rusa (ex-341, GDR ship Oranienburg)
- 727 KRI Pulau Rangsang (ex-342, GDR ship Jüterbog)
- 728 KRI Pulau Raibu (ex-311, GDR ship Sömmerda)
- 729 KRI Pulau Rempang (ex-336, GDR ship Grimma)
[edit] Amphibious Forces
[edit] LST 1-511 and 512-1152 classes (LST)
- 501 KRI Teluk Langsa (ex-USS Solano County (LST-1128))
- 502 KRI Teluk Bayur (ex-LST 616)
- 503 KRI Teluk Amboina
- 504 KRI Teluk Kau (ex-LST 652)
- 508 KRI Teluk Tomini (ex-USS Bledsoe County (LST-356))
- 509 KRI Teluk Ratai (ex-LST 678, ex-USS Presque Isle (APB-44))
- 510 KRI Teluk Saleh (ex-USS Clarke County (LST-601))
- 511 KRI Teluk Bone (ex-USS Iredell County (LST-839))
[edit] Tacoma type (LSTH)
- 512 KRI Teluk Semangka
- 513 KRI Teluk Penyu
- 514 KRI Teluk Mandar
- 515 KRI Teluk Sampit
- 516 KRI Teluk Banten
- 517 KRI Teluk Ende
[edit] Frosch I Class (Type 108) (LSM)
- 531 KRI Teluk Gilimanuk (ex-611, GDR ship Hoyerswerda)
- 532 KRI Teluk Celukan Bawang (ex-632, GDR ship Hagenow)
- 533 KRI Teluk Cendrawasih (ex-613, GDR ship Frankfurt/Oder)
- 534 KRI Teluk Berau (ex-634, GDR ship Eberswalde-Finow)
- 535 KRI Teluk Peleng (ex-631, GDR ship Lübben)
- 536 KRI Teluk Sibolga (ex-612, GDR ship Schwerin)
- 537 KRI Teluk Manado (ex-633, GDR ship Neubrandenburg)
- 538 KRI Teluk Hading (ex-614, GDR ship Cottbus)
- 539 KRI Teluk Parigi (ex-635, GDR ship Anklam)
- 540 KRI Teluk Lampung (ex-636, GDR ship Schwedt)
- 541 KRI Teluk Jakarta (ex-615, GDR ship Eisenhüttenstadt)
- 542 KRI Teluk Sangkulirang (ex-616, GDR ship Grimmen)
[edit] LCUs
- 580 KRI Dore
- 582 KRI Kupang
- 583 KRI Dili
- 584 KRI Nusa Utara
- plus approximately 50 smaller vessels
[edit] Multirole vessel (LPD/APCR)
- 972 KRI Tanjung Dalpele
- 590 KRI Makassar
- 591 KRI Surabaya
[edit] Support Vessels
[edit] Frosch II Class (Type 109) (AKL/ARL)
- 543 KRI Teluk Cirebon (ex-E171, GDR vessel Nordperd)
- 544 KRI Teluk Sabang (ex-E172, GDR vessel Südperd)
[edit] Command ship (AGFH)
- 561 KRI Multatuli
[edit] Khobi Class coastal tanker (AOTL)
- 901 KRI Balikpapan
- 902 KRI Sambu
[edit] Rover class tanker (AORLH)
- 903 KRI Arun (ex-RFA Green Rover (A268))
[edit] Small oiler
[edit] Replenishment tanker (AOTL)
- 911 KRI Sorong
[edit] Achelous class Repair Ship (ARL)
- 921 KRI Jaya Wijaya (ex-USS Askari (ARL-30))
[edit] Fleet Tugs (ATF)
- 922 KRI Rakata (ex-USS Menominee (ATF-73))
- 923 KRI Soputan (Ocean Cruiser class)
[edit] Hecla Class (AGSH)
- 932 KRI Dewa Kembar (ex-HMS Hydra)
[edit] Research Ship (AGOR)
- 933 KRI Jalanidhi
[edit] Research Ship (AGORH)
- 931 KRI Burudjulasad
[edit] Support Ships (AKL)
- 952 KRI Nusa Telu
- 959 KRI Teluk Mentawai (Telaud/Tisza class)
- 960 KRI Karimata (Telaud/Tisza class)
- 961 KRI Wagio (Telaud/Tisza class)
[edit] Troop Transport Ship (AP)
- 972 KRI Tanjung Oisina (ex-MV Princess Irene)
- 973 KRI Tanjung Nusanive (ex-KM Kambuna)
- 974 KRI Tanjung Fatagar (ex-KM Rinjani)
- 982 KRI Karang Tekok (ex-KFC Mahakam)
[edit] Training Ships
[edit] Sail training ship (AXS)
- KRI Arung Samudera (ex-Adventurer)
- KRI Dewaruci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar