Senin, 19 Januari 2009

This is INDONESIAN military power

tengaga perang indonesia

jangan pernah berpikir bahwa negara indonesia adalah negara yang payah dalam peperangan
indonesia adalah the best

Jumat, 2008 Agustus 29

indonesia harus jadikan militer AS jadi patokan

JAKARTA - Politik dan keamanan LIPI, Hermawan Sulistyo, mengatakan, militer Indonesia harusnya menjadikan tentara asing paling kuat, yaitu Amerika Serikat, sebagai patokan dan seolah-olah jadi ‘lawan utama’ TNI dalam peningkatan kemampuan perangnya.

“Kalau perang, kita harus tentukan atau harus ada patokan. Yaitu, tentara asing yang paling kuat dan itu bukan Australia, apalagi Malaysia,” tegasnya, Jumat malam.

Karena itu, ia membenarkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan, alat utama sistem persenjataan atau Alutsista kita harus cocok dengan kondisi geografi Indonesia.

Hermawan yang akrab dipanggil Kikiek itu juga mendukung pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kondisi geografis Indonesia yang mengharuskan rancangan sistem persenjataan tidak konvensional.

“Masalahnya, apakah Departemen Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar (Mabes) TNI menangkap pesan itu sepenuhnya. Jika tidak, TNI akan banyak melakukan pemborosan dan persiapan TNI hanya untuk perang konvensional,” ujarnya.

Ketika berpidato pada pembukaan Pameran ‘Research and Technology’ dan Puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-13 di Istana Negara, Jumat siang (8/8), Presiden meminta para peneliti dan inovator bisa mengembangkan sistem persenjataan sesuai dengan karakter alam Nusantara menghadapi kemungkinan perang atau pertempuran di kemudian hari.

Hitungan jam
“Iya, patokannya itu Amerika Serikat. Kalau lawan mereka, pertempuran udara Indonesia kalah dalam itungan jam. Pertempuran laut juga kalah dalam itungan hari. Tinggal darat (bisa jadi andalan),” katanya memprediksi.

Dia menegaskan, senjata serbu TNI harusnya terdiri dari jenis yang ‘tahan banting’ seperti AK-47 atau G-3.

“Untuk sementara, bisa juga dikembangkan FNC/SS-nya Pindad, bukan senjata-senjata ‘manja’ seperti M16. Begitu juga dengan Alutsista TNI Angkatan Udara (AU) dan TNI Angkatan Laut (AL),” katanya.

Secara umum, lanjutnya, kedua matra itu (AU dan AL) juga harus menopang konsep pertahanan tersebut, sehingga Alutsista-nya tidak mubazir.

“Yang terakhir, konsep ini harus mewujud dalam gelar dan bangun pasukan di perbatasan supaya negara lain segan,” tegas Hermawan Sulistyo.(Sumber)



beberapa kapal penyerang indonesia




KRI Imam Bonjol - 383, ular-ular perang terlihat jelas

Persenjataan :
  1. Rudal Permukaan-ke-Udara SA-N-5 Grail : 2 peluncur Fasta 4M 4 laras (total 8 pucuk rudal).
    Jangkauan maksimum 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 1,15 kg,
    berkemampuan anti pesawat udara, helikopter,
    berpemandu infra merah.
  2. Meriam AK-725 57 mm/80 : 1 pucuk laras ganda, kecepatan tembakan 120 rpm,
    berjangkauan maksimum 6 km (3,2 mil laut) dengan berat amunisi 2,8 kg,
    dengan pemandu tembakan Muff Cob,
    anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
    (bukan AK-257 seperti yang tertulis di Angkasa maupun Commando)
  3. Meriam AK-230 30 mm: 1 pucuk laras ganda, kecepatan tembakan 500 rpm,
    dengan jangkauan maksimum 5 km (2,7 mil laut) dengan berat amunisi 0,54 kg,
    anti kapal (terbatas), pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
  4. Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
    jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.
    (menggantikan torpedo SET-40UE 400 mm)
  5. Roket Anti Kapal Selam RBU-6000 : 2 pucuk laras dua belas (total 24 roket),
    berjarak maksimum 6 km, berhulu ledak 31 kg.
kri todak
    Persenjataan :
  1. Dalam waktu dekat akan dipersenjatai dengan rudal
    permukaan-ke-permukaan C 802 buatan RRC yang berjangkauan maksimal sekitar 130 km.
    Tiap kapal rencananya akan mengusung 2 pucuk rudal.
  2. Meriam Bofors SAK 57 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 200 rpm,
    berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut) dengan berat amunisi 2,4 kg,
    anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
    berpemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2.
  3. Meriam Bofors SAK 40 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 300 rpm,
    dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg,
    anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
  4. Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm,
    dengan jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg,
    anti pesawat udara, helikopter.



korvet kri diponegoro
    Persenjataan :
  1. Rudal Permukaan-ke-Permukaan Aerospatiale MM-40 Blok 2 Exocet : 8 pucuk (2 x 4).
    Jangkauan maksimum 70 km (40 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg,
    berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer.
  2. Rudal Permukaan-ke-Udara Mistral : 2 peluncur Tetral empat laras (total 8 pucuk rudal).
    Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 3 kg,
    berkemampuan anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
    berpemandu infra merah.
  3. Meriam OTO-Melara 3 inci (76 mm)/62 Super Rapid : 1 pucuk, kecepatan tembakan 120 rpm, berat amunisi 6 kg,
    dengan jangkauan maksimum 16 km (8,7 mil laut) untuk target di permukaan,
    dan 12 km (6,6 mil laut) untuk target di udara, berkemampuan anti kapal,
    anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
    Tembakan dipandu secara otomatis oleh pemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2.
  4. Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) GIAT 15A / 15B 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 740-800 rpm,
    dengan jangkauan maksimum 10 km / jangkauan efektif 2 km, dengan berat amunisi 0,1 kg,
    anti pesawat udara, helikopter.
  5. Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
    jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.


Kapal Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani
    Persenjataan :
  1. Rudal Permukaan-ke-Permukaan McDonnell Douglas RGM-84 Harpoon : 8 pucuk (2 x 4).
    Jangkauan maksimum 130 km (70 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 227 kg,
    berpemandu active radar homing.
  2. Rudal Permukaan-ke-Udara Mistral : 2 peluncur Matra Simbad laras ganda (total 4 pucuk rudal).
    Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut) dengan hulu ledak 3 kg,
    berkemampuan anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal,
    berpemandu infra merah.
  3. Meriam OTO-Melara 3 inci (76 mm)/62 Compact : 1 pucuk, kecepatan tembakan 85 rpm, berat amunisi 6 kg,
    dengan jangkauan maksimum 16 km (8,7 mil laut) untuk target di permukaan,
    dan 12 km (6,6 mil laut) untuk target di udara, berkemampuan anti kapal,
    anti pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
    Tembakan dipandu secara otomatis oleh pemandu tembakan Signaal M 45.
  4. Senapan Mesin 12,7 mm: 2 pucuk.
  5. Torpedo Honeywell Mk 46 : 12 pucuk, berpeluncur tabung Mk 32 (324 mm),
    jangkauan tembak 11 km (5,9 mil laut) dengan kecepatan 40 knots dan hulu ledak 44 kg, berkemampuan anti kapal selam.

    Aviasi :
  1. 1 helikopter Westland Wasp HAS 1 atau NBO-105
    untuk tugas anti kapal selam (AKS/ASW) atau identifikasi sasaran balik cakrawala (over-the-horizon targeting (OTHT))



KAPAL PERANG INDONESIA di atas hanya beberapa inilah daftar lengkapnya

Frigates

[edit] Khristina Tiyahahu (Tribal) Class (FF)- decommissioned

[edit] Samadikun (Claud Jones) class (FF)- decommisioned

[edit] Ahmad Yani (Van Speijk) class (FFGHM)

KRI Karel Satsuitubun
KRI Karel Satsuitubun

[edit] Ki Hajar Dewantara class (FFGH/FFT)

[edit] Corvettes

[edit] Fatahillah class (FFG/FFGH)

[edit] Sigma class (FFG/FFGH)

[1]

[edit] Parchim class (Parchim I) class (Project 133.1) (FS)

[edit] Submarines

[edit] Cakra (Type 209/1300) class

[edit] Patrol Craft

[edit] Mandau (Pae Ku, PSMM 5) Class (PTFG)

[edit] Andau (FPB 57) class (NAV I and II) (PBO)

[edit] Pandrong (FPB 57) class (NAV V) (PBO)

[edit] KAL-36 patrol craft (PB)

[edit] Kakap (FPB 57) class (NAV III and IV) (PBOH)

[edit] Patrol craft (PC-40)

[edit] Sibarau (Attack) class (PB)

[edit] Patrol craft (PB)

[edit] Minesweepers

[edit] T-43 (Project 244) class (MSO)

[edit] Pulau Rengat (Tripartite) class (MHSC)

[edit] Kondor II (Type 89.2) class (MSC)

[edit] Amphibious Forces

[edit] LST 1-511 and 512-1152 classes (LST)

[edit] Tacoma type (LSTH)

[edit] Frosch I Class (Type 108) (LSM)

[edit] LCUs

[edit] Multirole vessel (LPD/APCR)

[edit] Support Vessels

[edit] Frosch II Class (Type 109) (AKL/ARL)

[edit] Command ship (AGFH)

[edit] Khobi Class coastal tanker (AOTL)

[edit] Rover class tanker (AORLH)

[edit] Small oiler

[edit] Replenishment tanker (AOTL)

[edit] Achelous class Repair Ship (ARL)

[edit] Fleet Tugs (ATF)

[edit] Hecla Class (AGSH)

[edit] Research Ship (AGOR)

[edit] Research Ship (AGORH)

[edit] Support Ships (AKL)

[edit] Troop Transport Ship (AP)

[edit] Training Ships

[edit] Sail training ship (AXS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar